Kamis, 22 Oktober 2020

Ittiba' Rasulullah

 Alhamdulillah

.

➡ *Tingkatan Cinta pada Rasul*

.

Ibnu Rajab al-Hambali menyebutkan bahwa kecintaan kepada Rasul itu ada dua tingkatan:

.

➡ *Pertama; wajib; yaitu kecintaan yang-mengharuskan menerima apa yang datang dari Rasul itu adalah dari Allah, menerimanyadengan penuh keridhaan, penghormatan dan-ketundukan, tidak mencari-cari petunjuk dengan selain jalannya apa pun bentuknya. Kemudian mengikuti dengan baik dari apa yang beliau sampaikan dari Rabbnya, dengan-membenarkan semua yang datang darinya, taat dengan semua perintahnya dari berbagai kewajiban, menjauhi semua yang dilarangnya dari hal-hal yang diharamkan, menolong agamanya, berjihad terhadap siapa yang menentangnya sesuai kemampuan. Bentuk-bentuk ini sebagai keharusan yang tidak sempurna keimanan selain dengannya.*

.

➡ *Kedua; keutamaan; yaitu kecintaan yang-mengharuskan bagusnya dalam mengikuti beliau, melaksanakan sunnah-sunnah-nya, meniru perilakunya, adabnya, yang-dianjurkannya, dalam tatacara makan dan minumnya, pakaiannya, adab dalam rumah tangga, dan bentuk-bentuk adab yang sempurna yang lain serta adab-adab bersuci*

[Istinsyaq Nasimil Insi min Nafahati Riyadhil Qudsi hal. 34-35]

.

✅ _Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani menukil dari sebagian ulama, *“Bahwa kecintaan pada Allah itu ada dua macam, wajib dan sunnah.Adapun yang wajib: kecintaan yangmembangkitkan untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, ridha dengan takdir-Nya. Siapa yang terjatuh dalam kemaksiatan atau meninggalkan kewajiban maka berkuranglah kecintaannya kepada Allah karena-mengedepankan hawa nafsunya. Kekurangan cinta ini terkadang terjadi-karena terus melakukan hal-hal yang dibolehkan atau berlebihan-melakukannya sehingga-menyebabkan lalai dan menjadi terlalu-banyak berharap dan akhirnya terjatuh dalam kemaksiatan atau lalai yang berlarut-larut.*_

.

✅ *Begitu pula kecintaan pada Rasul ada dua macam juga. Bahwa tidaklah menemukan-sesuatu yang diperintahkan atau di larang melainkan dari sisi beliau. Tidak berjalan selain di jalannya, ridha dengan apa yang-disyariatkannya, sampai tidak menjadikan dalam dirinya gelisah dengan keputusannya. Mengambil akhlak dari beliau dalam kedermawanan, membantu orang lain, kelembutan, ketawadhuan dan lainnya*

_[Fathul Bari 1/61]_

 

➡ *Pengertian ‘Pengagungan’ Pada Beliau*

.

✅ Allah berfirman,

‼ _*“Sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai-saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian berim an kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”* (QS. al-Fath:8-9)_

.

✅ *Dalam ayat ini Allah menyebutkan hak yang sama antara Dia dan Rasul-Nya, yaitu keimanan kepadanya. Ada hak khusus-bagi Allah yaitumensucikan-Nya, dan adapula hak khusus bagi-Nabi, yaitu mendukung dan penghormatan.*

.

‼ _Sederhananya: *“Bahwa tazir (dukungan)-adalah semua bentuk menolongnya,menguatkannya dan menolak terhadap semua bentuk gangguan baginya. Sedangkan tauqir(penghormatan) adalah semua bentuk menenangkan dengan memuliakan,memperlakukan dengan kemuliaan dan penghormatan serta mengagungkan dari semua bentuk-bentuk pelecehan’*_

_[Ash-Sharimul Maslul karya Ibnu Taimiyah hal. 422]_

.

✅ *Makna-makna inilah yang dimaksuddengan tazhim (pengagungan) secara mutlak.Sedangkan makna secara bahasa adalah tabjil(penghargaan). Dan kata takzim, walau tidak ada dasar dari teks syariat akan tetapi-digunakan untuk pendekatan bagi pendengar dengan menggunakan kata yang mendekatkan kepada makna tazir dan tauqir.*

_[Huququn Nabi ala ummatihi, Dr. Muhammad Tamimi 2/ 422]_

.

‼ *Tazhim itu lebih tinggi tingkatannya daricinta. Karena sesuatu yang dicintai itu tidak mesti sebagai hal yang diagungkan.Seperti seorang orangtua mencintai anaknya, mengharuskan-menghormatinya akan tetapi bukan-mengagungkannya. Berbeda dengan cinta anak kepada ayahnya, maka mendorong untuk-memuliakannya.*

_[Syu'abul Iman karya Baihaqi 2/ 193]_

.

➡ *Bagaimana Mewujudkan Kecintaan pada Nabi-dan Mengagungkannya?*

.

✅ _*Sesungguhnya cinta Nabi dan-mengagungkannya adalah sebuah ibadah dan taqarrub kepada Allah Taala. Sedangkan ibadah-yang Allah inginkan dan ridhai dari seorang hamba adalah dikerjakan semata berharap wajah-Nya dan dilaksanakan sesuai-dengan cara yang disyariatkan dalam Kitab-Nya yang agung dan-lisan Nabi-Nya yang mulia.*_

.

‼ *Karena ikhlas dalam beramal dan berharap-wajah-Nya adalah konsekuensi dari kalimat la llaha illallah; yang maknanya tidak ada-sesembahan yang hak selain Allah subhanahu wa taala.*

.

✅ *Sedangkan mengikuti Nabi adalah-perwujudan dari syahadat Muhammadan Rasulullah dan bentuk konsekuensinya.Sehingga makna syahadat padanya adalah bahwa dia adalah utusan Allah dengan benar ialah: “Menaati apa ynag diperintahkan-benarkan apa yang diberitakan, menjauhi apa yang dilarang dan-dicela dan tidak beribadah kepada Allah selain dengan apa yang disyariatkan.*_

.

‼ *Maka inilah bentuk kesempurnaan kecintaan-yang benar, pengagungan yang paripurna, dan puncak penghormatan. Jadi pengagungan atau cinta macam apa jika disertai dengan keraguan terhadap berita darinya, membangkang darinya, berbuat menyelisihinya atau berbuat bid’ah dalam agama dan beribadah pada Allah dengan cara bukan tatacaranya?!*

_[Kumpulan tulisan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab: 1/190]

 .

✅ *Oleh karena itu, Allah sangat memungkiri kepada siapa yang melaksanakan ibadah-dengan cara yang tidak disyariatkannya,dengan firman-Nya,*

.

اَمْ لَهُمْ شُرَكٰٓ ؤُا شَرَعُوْا لَهُمْ مِّنَ الدِّيْنِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِۢهِ اللّٰهُ ۗ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَاِ نَّ الظّٰلِمِيْنَ لَهُمْ عَذَا بٌ اَلِيْمٌ

.

‼ _*"Apakah mereka mempunyai sesembahan-selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang-menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih."* (QS. Asy-Syura 42: Ayat 21)_

.

✅ dan Nabi juga bersabda,

‼ _*“Siapa yang beramal suatu perbuatan yang-bukan dari kami maka tertolak.”*_

_[HR. Muslim 2/1342, no. 1718]=

.

✅ *Jika cinta Nabi dan pengagungan padanya adalah ibadah maka ibadah itu tempatnya-dalam hati dan lisan serta amal perbuatan lahiriah*

.

‼ _*Pengagungan kepada Nabi itu terwujuddengan mengedepankan cinta Nabi daripada pada diri sendiri, orangtua, anak dan manusia seluruhnya. Dan tidaklah sempurna keimanan-tanpanya apalagi kurang dari itu sudah tidak ada lagi penghormatan, pengagungan dan kecintaan. Sebab cinta Nabi itu menumbuhkan makrifat kadar dan kebaikannya.*_

.

✅ *Jika cinta Nabi yang benar sudah terpatri di-dalam hati maka akan melahirkan manifestasi darinya dalam bentuk penampakan terhadap pengagungan dan hal-hal yang-menunjukkannya akan tampak dalam lisan dan perbuatan.*

_[Lihat pembahasan yang lengkap pada Huququn Nabi ala Ummatihhi karya Muhammad Tamimi 2/ 447-461]_

.

‼ *Dan kita akan melihat martabat Nabi menurut-orang-orang terpilih dari umat ini -semoga Allah meridhai mereka- dengan-contoh-contoh yang menunjukkan pengagungan dan saksi terhadap kecintaan kepada Nabi.*

.

➡ *Sikap Sahahat Terhadap Cinta dan Pengagungan Kepada Nabi*

.

✅ _*Para sahabat Nabi mendapatkan-kemuliaan  dengan bertemu beliau. Mereka mendapatkan bagian yang sempurna yang tidak dan tidak akan diperoleh oleh orang-orang-setelah-mereka*_

_[Syarhusy Syifa 2/40]_

.

‼ *Ketika Ali bin Abu Thalib ditanya tentang-bagaimana cinta kalian kepada Nabi,maka beliau menjawab, “Demi Allah beliau lebih kami cintai daripada harta-harta, anak-anak dan ibu-ibu kami dan dari air dingin bagi orang yang kehausan.*

_[Syarhusy Syifa 2/40]_

.

✅ _*Tatkala di Makkah, sewaktu masih dalam kesyirikan, Abu Sufyan bin Harb bertanyakepada Zaid bin Datsinah yang dikeluarkan oleh ahli Makkah dari haram ketika dia menjadi tawanan: ‘Aku bertanya kepadamu wahai Zaid, apakah-sekarang engkau suka kalau Muhammad menempati tempatmu dan kita akan penggal lehernya sedangkan kamu aman bersama keluargamu?” Maka beliau menjawab, “Demi-Allah, aku tidak suka seandainya Muhammad menggantikan tempatku sekarang dan mendapatkan marabahaya sedangkan aku duduk manis dengan keluargaku.” Kemudian Abu Sufyan berkata, “Saya tidak melihat-seorang pun mencintai orang lain seperti para sahabat Muhammad mencintai Muhammad."*_

_[al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsier 4/65]_

✅ _Sa’ad bin Muadz berkata kepada Nabi ketika Perang Badar, *“Wahai Nabi Allah,tidakkah engkau ingin kami adakan perayaan pengantin bagi Anda dan kami persiapkan-kendaraannya.Kemudian kami akan menghadapi musuh, jika kami menang maka-itulah yang kami mau dan jika kami kalah maka engkau akan duduk di atas kendaraan dan akan bertemu dengan barisan setelah kami. Sungguh ada segolongan kaum setelahmu yang-mencintaimu tidak sebagaimana kami mencintai engkau dan seandainya mereka-menyangka engkau akan berperang tidaklah.mereka akan mundur dan Allah menolong Anda dengan mereka, berperang dan berjihad bersamamu.” Kemudian Rasulullah memujinya dan berdoa kebaikan baginya.”*[

_[al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsier 3/268]_

.

✅ *Dari Anas bin Malik-bercerita, ketika Perang Uhud terjadilah kericuhan pada penduduk-Madinah karena munculnya berita bahwa Muhammad telah terbunuh, sehingga sampai ada teriakan di penjuru Madinah. Maka-keluarlah seorang wanita Anshar,yang terbunuh anaknya, ayahnya, suaminya dan saudaranya,dan saya tidak tahu manakah yang lebih dahulu meninggal. Ketika lewat pada jenazah mereka dia bertanya, “Siapa ini?” Maka orang-orang-menjawab, “Ayahmu, saudaramu, suamimu dan anakmu.” Tapi dia bertanya, “Bagaimana-dengan Muhammad? Orang-orang berkata, “Ada didepanmu.” Sehingga terdorong kehadapan-Nabi dan wanita tersebut memegang ujung pakaian beliau seraya berkata, “Demi ayah dan ibuku wahai Rasulullah, semua musibah bagi selain terhadapmu adalah ringan.’*

_[Ibnu Hisyam dalam as-Sirah 3/43, al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir 4/280]_

.

‼ _*Sungguh para sahabat telah menyerahkan-diri dan harta mereka kepada Rasulullah dengan berkata, “Ini adalah harta kami di depanmu maka hukumlah dengan apa yang engkau kehendaki, dan ini adalah diri-diri kami yang-siap menunggu-perintahmu, seandainya engkau perintahkan kami menyeberangi samudra maka akan kami lakukan. Dan kami akan berperang membelamu di belakang,di depan dan di sampingmu."*_

_[RaudhatuI Muhibbin hal. 277, Ibnu Hisyam 2/188, asalnya dari Muslim 2/1403,no.1779]_

.

✅ *ini adalah ungkapan-yang hakiki dalam mengekspresikan cinta-kepada Nabi.*

.

‼ _*Dan paling indah yang menyatakanpengagungan dan pengormatan mereka kepada beliau adalah pernyataan Urwah bin Mas’ud ats-Tsaqafi ra sebagai utusandalam perjanjian Hudaibiyah, ketika kembali ke Makkah berkata, “Demi Allah, aku telah menjadi duta bagi para raja, Kaisar, Qisra dan Najasyi dan tidak aku melihat seorang raja pun yang-diagungkan oleh para sahabatnya sebagaimana para sahabat Muhammad mengagungkan Muhammad.”*_

_[HR. Bukhari 3/178, no. 2731,2731 al-Fath 5/388]_

.

✅ _*Dan sungguh disifatkan pada para sahabat-ketika duduk di depan Nabi dengan sifat yang mengagumkan, seperti perkataan Abu said al-Khudri: “Semua orang terdiam seperti ada burung-burung di atas kepala mereka."*_

_[HR. Bukhari 3/213-214, no. 2841 al-Fath 6/57]_

.

‼ _Amru bin Ash berkata, *“Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah, tidak ada yang lebih agung darinya. Dan mataku tidak mampu memandang beliau karena-keagungan beliau dan seandainya aku diminta untuk mengungkapkannya maka aku tidak akan mampu mengutarakannya karena aku tidak sanggup memandang beliau."*_

_[HR. Muslim 1/112no. 121]_

.

✅ *Ketika Abu sufyan menyenguk putrinyaUmmu Habibah di Madinah maka beliau masuk ke dalam rumahnya kemudian bermaksud untuk duduk di permadani Rasulullah maka Ummu-Habibah segera melipatnya sehingga Abu Sufyan berkata, “Wahai putriku, mengapa engkau menolakku untuk duduk di permadani ini? Maka beliau-berkata, “Itu permadani Rasulullah, sedangkan dirimu seorang musyrik yang najis dan aku tidak suka engkau duduk di permadani beliau."*

_[al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsier 4/ 280, al-lshabab 4/ 299-300]_

.

✅ *Dan karena sangat inginnya para sahabat dalam memuliakan dan menghindarkan Nabi-dari hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ucapan Anas bin Malik: “Bahwa pintu rumah Rasulullah-itu dikerik dengan kuku-kuku mereka."*

HR. Baihaqi dalam Syu'abul Iman 2/201, no. 1531, Adabus Sami' 1/95

.

✅ *Ketika Turun firman Allah*

.

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْۤا اَصْوَا تَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوْا لَهٗ بِا لْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَا لُكُمْ وَاَ نْـتُمْ لَا تَشْعُرُوْنَ

.

‼ *"Wahai orang-orang yang beriman!Janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya-(suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadari."*

(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 2)

.

✅ Ibnu Zubair berkata, *“Umar tidak pernah mengeraskan suaranya kepada Nabi sampai-beliau meminta diulangi.*

_[HR. Bukhari 6/45, no. 4845 al-Fath: 8/454]_

‼ *Tsabit bin Qais adalah orang yang keras-suaranya kepada Nabi maka dia duduk di rumahnya dengan kepala terbalik-karena-menganggap dia tergolong ahli neraka karena suaranya.Sampai Nabi memberikan berita gembira bahwa dia termasuk-ahli surga.*

_[HR. Bukhari 6/45, no. 4846 al-Fath: 8/355]_

.

Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Tidak ada komentar: