Sabtu, 10 Oktober 2020

Belajar Parenting dari Nabi Ya’qub

 

*[ # Belajar Parenting dari Nabi Ya’qub # ]*

*Perhatian dan mendidik anak itu tak boleh berhenti sampai kita mati.*

.

_*Nabi Ya’qub ‘alaihissalam sebelum wafatnya masih menyempatkan bertanya dan memastikan supaya anaknya tetap bertauhid.*_

.

Allah ta’ala berfirman,

.

ﺃَﻡْ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺷُﻬَﺪَﺍٓﺀَ ﺇِﺫْ ﺣَﻀَﺮَ ﻳَﻌْﻘُﻮﺏَ ﭐﻟْﻤَﻮْﺕُ ﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﻟِﺒَﻨِﻴﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦۢ ﺑَﻌْﺪِﻯ

.

_*“Apakah kamu hadir ketika Ya'qūb menjelang wafatnya* bertanya kepada anak-anaknya,_ _*“Apa yang akan kalian sembah setelah kematianku?”* (QS. Al Baqarah : 133)_

.

*Sebesar ini perhatian Nabi Ya’qub ‘alaihissalam pada pendidikan agama anak-anaknya.*

.

_*Wajar saja, jika sosok Nabi Ya’qub begitu berpengaruh bagi Nabi Yusuf ‘alaihisssalam.*_

.

*Ada ulama yang sampai menerangkan bahwa Nabi Yusuf ‘alaihissalam —dengan izin Allah— bisa menghindar dari ajakan istri Al Aziz dari perbuatan keji adalah karena melihat sosokAYAH-nya di dalam benaknya.*

.

Allah ta’ala berfirman,

.

ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﻫَﻤَّﺖْ ﺑِﻪٖۙ ﻭَﻫَﻢَّ ﺑِﻬَﺎ ۚ ﻟَﻮْﻟَﺎٓ ﺍَﻥْ ﺭَّﺍٰﻯ ﺑُﺮْﻫَﺎﻥَ ﺭَﺑِّﻪٖۗ ﻛَﺬٰﻟِﻚَ ﻟِﻨَﺼْﺮِﻑَ ﻋَﻨْﻪُ ﺍﻟﺴُّﻮْۤﺀَﻭَﺍﻟْﻔَﺤْﺸَﺎۤﺀَۗ ﺍِﻧَّﻪٗ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻧَﺎ ﺍﻟْﻤُﺨْﻠَﺼِﻴْﻦَ

 

_*"Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih."* (QS. Yusuf : 24)_

.

*Nabi Yusuf hampir saja tergoda. Tapi, ia kemudian menolak setelah melihat TANDA dari Rabb-nya.*

.

_*Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan beberapa pendapat terkait apa makna tanda tersebut. Diantara makna TANDA yang disebut dalam ayat tersebut adalah Nabi Yusuf melihat sosok sang AYAH, Nabi Ya'qub, yang sedang menggigit jarinya dengan mulutnya.*_

.

*Ini sungguh pelajaran berharga dari Nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Sudah seberapa besar, kita memaksimalkan peran sebagai seorang Ayah?*

_*Memang ya, belajar parenting dari Nabi dan orang saleh, lebih ‘menyegarkan’ dan ‘menenangkan’.*_

Allahu a’lam.

Baarakallaahu fiikum..

.

*[ MEMBIASAKAN ANAK PEREMPUAN BERJILBAB]*

_*Kita sepakat bahwa anak yang belum berusia baligh tidaklah dibebani melaksanakan kewajiban dalam agama. Akan tetapi, anak-anak sedari kecil selayaknya sudah dibiasakan dengan amal ketaatan.*_

.

*Begitulah contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan generasi terbaik umat Islam mencontohkan.*

.

_*Adalah Ar Rubayyi’ bintu Muawwidz mengajari kita untuk membiasakan anak berpuasa, meskipun masih berusia belia.Setelah mendapat kabar tentang puasa Asyura, Beliau pun berkata,*_

.

ﻓَﻜُﻨَّﺎ ﺑَﻌْﺪَ ﺫَﻟِﻚَ ﻧَﺼُﻮﻣُﻪُ ﻭَﻧُﺼَﻮِّﻡُ ﺻِﺒْﻴَﺎﻧَﻨَﺎ ﺍﻟﺼِّﻐَﺎﺭَ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺇِﻥْ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻭَﻧَﺬْﻫَﺐُ ﺇِﻟَﻰﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻓَﻨَﺠْﻌَﻞُ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠُّﻌْﺒَﺔَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻌِﻬْﻦِ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺑَﻜَﻰ ﺃَﺣَﺪُﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ﺃَﻋْﻄَﻴْﻨَﺎﻫَﺎﺇِﻳَّﺎﻩُ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻹِﻓْﻄَﺎﺭِ .

.

_*“Semenjak itu, kami berpuasa dan senantiasa mengajak anak-anak kami yang masih kecil untuk berpuasa, dengan izin Allah. Kami membawa mereka ke masjid dan membuatkan mereka mainan yang terbuat dari bulu (dari wol). Jika salah satu dari mereka menangis karena ingin makan, maka kami berikan mainan kepada-mereka hingga waktu berbuka.”* (HR. Bukhari no. 1960)_

.

*Begitu pula dengan amalan salat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam justru mengajarkan untuk membiasakan anak mengerjakan shalat meskipun belum baligh. Anak sudah bisa diperintah salat sejak usia 7 tahun.*

.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

.

ﻣُﺮُﻭﺍ ﺃَﻭْﻻَﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼَﺓِ ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻭَﻫُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮِﺳِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﻀَﺎﺟِﻊِ

.

_*"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan.salat saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah jika mereka telah berusiasepuluh tahun, serta pisahkan mereka di tempat tidur mereka."* (HR. Abu Dawud, no.495 dan disahehkan oleh Al-Albani)_

*Berjilbab merupakan amal ketaatan yang selayaknya pula dibiasakan sejak anak berusia dini, jauh sebelum baligh.*

.

*Ingat : dibiasakan bukan dipaksakan.*

.

Syaikh Shalih Al Munajjid menuturkan,

_*“Selayaknya para wali (orang tua) memerintahkan anak perempuan untuk membiasakan dengan mengerjakan kewajiban dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang, sejak sebelum baligh sampai ia tumbuh di atas kebiasaan baik tersebut dan tak akan merasa berat mengerjakan kewajiban yang ditetapkan agama.Inilah diantara pokok tarbiyah yang ditetapkan syariat.”*_

.

*Kemudahan dalam berbuat baik itu adalah buah dari kebiasaan. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan,*

.

... ﻭ ﻋﻮّﺩﻭﻫﻢ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻋﺎﺩﺓ

_*“Biasakanlah anak-anak dengan kebaikan. Karena sesungguhnya kebaikan itu merupakan buah dari kebiasaan.”* (Diriwayatkan Ath Thabarani dalam Mu’jam Al Kabiir (9:236))_

Maraji’ :

Kitab “ ﺍﻹﺣﺘﻔﺎﻝ ﺑﺄﺣﻜﺎﻡ ﻭﺁﺩﺍﺏ ﺍﻷﻃﻔﺎﻝ ” Syaikh Aadil Alu Hamdan Al Ghamidy

Tulisan “ ﻣﺘﻰ ﺗﺤﺘﺠﺐ ﺍﻟﻔﺘﺎﺓ ” dari situs islamqa, Syaikh Shalih Munajid

Semoga bermanfaat

Baarakallaahu fiikum..

Ditulis oleh :

Kak Erlan,

Klik Dibawah

"Download E-Book-Parenting-Islami"

Tidak ada komentar: